A. Potensi Mineral Nikel di Sulawesi Tenggara
Mineral Garnerit pada batuan ultramafik
Nikel di Sulawesi Tenggara telah di kenal sejak jaman belanda. Data menunjukkan nikel Sulawesi Tenggara telah di eksploitasi sejak tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo Maatschappij.
Sejak saat itu hingga akhir perang dunia ke II, Nikel Sulawesi Tenggara telah dikelola oleh perusahaan negara bernama PT.ANTAM hingga sekarang ini. Nikel Sulawesi Tenggara pasca tahun 2007 mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Seiring dengan naiknya demand akan nikel terutama nikel Sulawesi Tenggara.
Data Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Sulawesi Tenggara menunjukkan tahun sebelum 2007 dari wilayah pertambangan yang tadinya hanya 2 perusahaan raksasa tambang nikel di Sulawesi Tenggara yaitu PT.ANTAM Pomalaa Sulawesi Tenggara dan PT.INCO (sekarang Vale Indonesia) tambang Sulawesi Tenggara berkembang pesat menjadi hampir mendekati 300 ijin usaha pertambangan nikel baru di Sulawesi Tenggara.
B. Kondisi Geologi Nikel Sulawesi Tenggara
Peta sebaran Nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara
Timbul pertanyaan mengapa nikel di Sulawesi Tenggara begitu banyak depositnya, berdasarkan kondisi geologi Sulawesi Tenggara, tersusun tatanan stratigrafi Sulawesi Tenggara terdiri dari keping benua, kompleks oflolit dan molasa Sulawesi.
Kompleks oflolit Sulawesi Tenggara adalah kompleks batuan ultra maflk, yang terdiri dari peridotit, dunit, harzburgit dan werhlit. Batuan induk bijih nikel Sulawesi Tenggara adalah batuan kompleks oflolit Sulawesi Tengara ini. Menurut Vinogradov batuan ultra mafik rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2%. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Unsur nikel inilah apabila terendapkan atau lebih dikenal dengan pengayaan unsur nikel maka kadarnya bisa menjadi tinggi hingga diatas 2% nikelnya.
Prosesnya pembentukan nikel Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Batuan ultra maflk dari kompleks oflolit Sulawesi Tenggara, akibat perubahan iklim dan aktifitas air tanah yang kaya akan C02 maka menghasilkan pelapukan kimia. C02 yang berasal dari udara dan tumbuhan yang membusuk menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil seperti olivin dan piroksen yang terdapat pada batuan ultra moflk kompleks oflolit Sulawesi Tenggara.
Pelapukan kimia pada batuan ultra moflk kompleks oflolit Sulawesi Tenggara menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut (leached), Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsurcobalt dalam jumlah kecil. Nikel terlarut (leached) akan terendapkan bersama mineral silica hydrous atau mensubtitusi unsur mg.
Kondisi topografi dan morfologi daerah Sulawesi Tenggara juga memegang peranan penting dalam pengayaan nikel Sulawesi Tenggara, karena kaitan topografi dan morfologi dengan posisi muka air tanah, struktur dan drainage. Zona pengayaan (enrichment) nikel Sulawesi Tenggara umumnya berada pada topografi atas upper hill slope, plateau, atau terrace. Kondisi air tanah Sulawesi Tenggara yang dangkal dengan banyaknya shear atau joint penyebab makin mempercepat proses pelarutan kimia (leaching process) yang pada akhirnya membentuk endapan nikel laterit Sulawesi Tenggara yang cukup tebal.
C. Cadangan Nikel di Sulawesi Tenggara
Nikel Sulawesi Tenggara memiliki cadangan yang cukup besar. Jumlah cadangan nikel Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar ton dengan luas sebaran nikelnya 480 ribu Ha. Adapun status kawasan nikel di Sulawesi Tenggara terkait dengan fungsi kawasan hutan Sulawesi Tenggara dapat terbagi kedalam nikel Sulawesi Tenggara yang berada pada kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Nikel Sulawesi Tenggara yang masuk kedalam katagori nikel yang berada pada kawasan lindung di Sulawesi Tenggara seluas 202 ribu Ha dan nikel pada kawasan budidaya seluas 278 ribu Ha. Sedangkan penelitian dari Pusat Sumberdaya Geologi (PSDG) tentang kadar (grade) nikel Sulawesi Tenggara dengan wilayah uji petik di 2 kabupaten yaitu Konawe dan Kolaka berkisar untuk geokimia soilnya antara 21.710 ppm = 2.17% Ni hingga minimum 665 ppm = 0.067% Ni, sedangkan untuk arah vertikalnya kedalaman di temukannya mineral garnerite yang kaya akan Ni berkisar 4.2 m hingga 7 m dengan kadar 1.4% hingga 5.5%.
D. Prospek Nikel Di Masa Depan
Gambar Presentase Penggunaan Nikel
Karena sifat nikel yang khas seperti titik lelehnya 1.453 derajat celcius, dapat dibentuk berbagai tingkat baja campuran, tahan korosi, dapat dibentuk menjadi baja non magnetik, dapat diendapkan dengan electroplating, dan menunjukkan sifat katalis maka nikel dapat berkontribusi terhadap :
- Penyediaan Udara
- Penyediaan air
- Penyediaan makanan yang
- Penyediaan efisiensi
- Sebuah sumberdaya yang dapat didaur ulang (sumber nickel institute) nickelinstitute.org
Berdasarkan hasil analisis Steel Alloys Research Roskill Information Services Ltd, menyimpulkan bahwa kebutuhan nikel kedepannya tetap baik dengan alasan-alasan sebagai berikut:
- Produksi stainless steel cenderung terus meningkat di tahun-tahun mendatang
- Tidak ada alasan untuk permintaan Cina untuk stainlesssteel dan nikel untuk perlambatan dalam 3-5 tahun ke depan.
- Batteries bisa memberikan akhir dan penggunaan nikel yang baru dan terus meningkat.
- Kapasitas laterit baru bisa mahal untuk dibawa secara online.
- Sejumlah besar pasokan nikel baru telah diumumkan
Melihat perkembangan dunia tehnologi sekarang ini seperti teknologi telephone genggam dan pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif menggantian mahalnya bahan bakar fosil maka kesimpulan ke 3 dari penelitian Roskill tentang pemanfaatan nikel dalam komponen pendukung catu daya (baterai) benar adanya. Sehingga diharapkan kedepan industri Nikel Sulawesi Tenggara dapat menjadi prime mover mencapai masyarakat Sulawesi Tenggara yang makmur dan sejahtera.
E. Deposit Mineral Nikel
Jika lahan yang akan dikelola adalah sekitar 1.400 Ha, maka cadangan Bijih Nikelnya adalah sebanyak ± 210.000.000 metrik ton.Areal yang dikelola sekitar 10.400 Ha, yang terdiri dari lima IUP yang telah bekerja sama dengan perusahaan kami dengan luas ± 1.400 Ha yang sudah di boring, ditambah dengan yang akan bekerja sama dengan perusahaan kami dengan luas ±9.000 Ha yang sudah di boring, rata-rata dengan kedalaman 10 sampai 15 meter di atas permukaan laut, maka akan menghasilkan bijih nikel sebanyak 1.560.000.000 Metrik Ton dengan kadar antara 1,80% sampai 5,30% Up, rata-rata 2,9% Up.
Apabila pengiriman atau penjualan Bijih Nikel 600.000 Metrik Ton per bulan dikalikan dengan sembilan bulan, sama dengan 5.400.000 metrik ton. Jadi cadangan Bijih Nikel yang masih tersisa adalah 204.600.000 metrik ton. Dan jika pengolahan dilakukan di pabrik smelter dengan kapasitas produksi 10.000 metrik ton per bulan, jangka waktu produksi adalah 20.460 bulan, atau 1.705 tahun